Senin, 16 Juli 2012
PENGANTAR BAHASA PEMOGRAMAN TURBO BASIC
Turbo Basic adalah pemograman tingkat tinggi (High Level language) berbasis MS-DOS. File source program dari Turbo Basic berinisial .BAS. Turbo Basic termasuk bahasa pemograman berjenis compiler, yang mana mampu untuk menjadikan file source menjadi file aplikasi .Exe.
Beberapa Statemen/Perintah Dasar di dalam Turbo Basic
1. Fungsi Print
Argumen/paramenter dari fungsi print ini berupa string, dimana konstanta string ditulis dengan diawali dan diakhiri tanda petik ganda ( " ). Kegunaan fungsi print sangat luas, yaitu menampilkan data string (alfa numerik), dan dapat juga untuk menampilkan data berjenis Numerik.
Contoh :
Print "Saya Belajar Turbo Basic"
hasil yang terlihat di layar monitor sbb :
Saya Belajar Turbo Basic
2. Fungsi Cls
Fungsi ini digunakan untuk membersihkan layar hasil pada monitor dari isi teks yang ada.\
3. Fungsi Locate
Fungsi ini digunakan untuk meletakkan hasil teks pada posisi yang diinginkan pada layar hasil.
Bentuk Umum :
Locate X,Y
Contoh :
Cls
Locate 10,4
Print "Belajar Turbo Basic"
Kalau Program ini dijalankan maka teks "Belajar Turbo Basic" akan ditampilkan pada baris 10 kolom 4 pada layar hasil monitor.
4. Fungsi Rem
Fungsi ini digunakan hanya untuk komentar program seperti pemberian judul dari program yang dibuat.
Teks yang berada setelah perintah Rem tidak akan dibaca atau diproses oleh program Turbo Basic.
5. Fungsi Color
Fungsi ini digunakan hanya untuk memberi warna dari teks yang akan ditampilkan.
Bentuk Umum :
Color X
Contoh :
Cls
Color 4
Print "Belajar Turbo Basic"
Kalau Program ini dijalankan maka teks "Belajar Turbo Basic" akan diberi warna merah.
6. Fungsi Input
Fungsi ini digunakan untuk menginput atau memasukkan nilai dari sebuah variabel (baik bertipe numberik maupun alfa numerik)
Bentuk Umum :
Input "Argumen", Variabel
Contoh :
Cls
Input "Masukkan Nilai Angka:",NA
Jumat, 13 Juli 2012
SQL , DML , DDL , DCL
G. SQL,DML,DDL,DCL
SQL (Structured
Query Language) adalah sebuah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data
dalam basis data relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang digunakan dalam manajemen
basis data relasional. Saat ini hampir semua server basis data yang ada
mendukung bahasa ini untuk melakukan manajemen datanya.
Bagi seorang
programmer, menguasai SQL adalah sebuah kewajiban, karena program jaman
sekarang pasti menggunakan database untuk menyimpan datanya. Bagi saya sendiri
yang bisa menggunakan program PHP,
biasa menggunakan database mysql
dan oracle. Jadi untuk membuat sebuah aplikasi saya menggunakan program PHP dan
database.
Sementar khusus
bagi oracle, ada istilah PL/SQL. PL/SQL yang merupakan singkatan dari
Procedural Language/Structured Query Language merupakan sebuah penggabungan
antara bahasa pemrograman prosedural (PL) dan SQL syntax. Jika digambarkan
sebagai berikutJadi dengan PL/SQL kita tidak perlu menggunakan sebuah bahasa
pemrograman sendiri. fungsi-fungsi standard di bahasa pemrograman sudah ada di
sini dan bisa langsung digabung dengan perintah SQL untuk memanipulasi database
H.Data Definition Language (DDL)
yaitu perintah yang digunakan untuk mendefinisikan database maupun bagian dari database seperti tabel dan view. Perintah yang digunakan: CREATE, DROP, dan ALTER.
I.Data Manipulation Language (DML)
yaitu perintah yang digunakan untuk memanipulasi data dalam tabel dari suatu database. Perintah yang digunakan: selected, insert, update, dan delete.Contoh perintah DDL, dalam contoh ini penulis akan membuat tabel barang yang terdiri dari beberapa field(KodeBarang, NamaBarang, JumlahBarang, HargaBeli, HargaJual, Satuan).
J.DCL atau Data
Control Language merupakan perintah SQL yang berhubungan
dengan
pengaturan hak akses user MySQL, baik terhadap server, database, tabel maupun
field. Perintah SQL yang termasuk dalam DCL antara lain :
Grant digunakan untuk mengatur izin akses pada kolom yang ditentukan saja. Konfigurasi izin akses columns_priv ini lebih sedikit dibandingkan dengan tabel tables_priv. Hak akses yang diizinkan meliputi select, insert, update dan references.
Contoh penggunaan izin akses kolom :
Dari perintah diatas user tersebut akan bisa melakukan perintah update pada kolom nama saja. Seperti contoh dibawah :
Selain penggunaan diatas kita bisa juga melakukan penampilan untuk kolom tertentu dan ada juga kolom yang bisa di update juga. Maka kita bisa menggunakan kombinasi seperti ini
Revoke merupakan kebalikan dari perintah grant yaitu menghapus atau mencabut kembali izin akses user MySQL yang sebelumnya telah diberikan. Tingkat pilihan yang dapat digunakan juga sama dengan perintah grant sehingga semua izin akses dengan grant dapat dicabut kembali.
Menghapus Akses Penuh
Perintah diatas membuat salah satu user tidak mempunyai izin akses lagi. Meski sudah dicabut aksesnya user tersebut masih dapat login ke database MySQL tapi tidak perlu khawatir karena user tersebut tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Menghapus Akses Database
Perintah diatas izin akses user pada tabel tertentu telah dicabut sehingga tidak bisa mengakses kembali.
Menghapus Akses Kolom
Peintah diatas akan mencabut akses untuk kolom yang telah ditentukan sebelumnya.
Grant digunakan untuk mengatur izin akses pada kolom yang ditentukan saja. Konfigurasi izin akses columns_priv ini lebih sedikit dibandingkan dengan tabel tables_priv. Hak akses yang diizinkan meliputi select, insert, update dan references.
Contoh penggunaan izin akses kolom :
Dari perintah diatas user tersebut akan bisa melakukan perintah update pada kolom nama saja. Seperti contoh dibawah :
Selain penggunaan diatas kita bisa juga melakukan penampilan untuk kolom tertentu dan ada juga kolom yang bisa di update juga. Maka kita bisa menggunakan kombinasi seperti ini
Revoke merupakan kebalikan dari perintah grant yaitu menghapus atau mencabut kembali izin akses user MySQL yang sebelumnya telah diberikan. Tingkat pilihan yang dapat digunakan juga sama dengan perintah grant sehingga semua izin akses dengan grant dapat dicabut kembali.
Menghapus Akses Penuh
Perintah diatas membuat salah satu user tidak mempunyai izin akses lagi. Meski sudah dicabut aksesnya user tersebut masih dapat login ke database MySQL tapi tidak perlu khawatir karena user tersebut tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Menghapus Akses Database
Perintah diatas izin akses user pada tabel tertentu telah dicabut sehingga tidak bisa mengakses kembali.
Menghapus Akses Kolom
Peintah diatas akan mencabut akses untuk kolom yang telah ditentukan sebelumnya.
Perancangan Database DBMS
F. Proses Perancangan Database
Ada 6 fase proses perancangan database :
1. Pengumpulan data dan analisis
2. Perancangan database secara konseptual
3. Pemilihan DBMS
4. Perancangan DB secara logika (data model mapping)
5. Perancangan database secara fisik
6. Implementasi Sistem database.
Secara khusus ada 2 aktifitas paralel.Aktifitas
yang pertama melibatkan perancangan dari isi data dan struktur database,
sedangkan aktifitas kedua mengenai perancangan pemrosesan database dan
aplikasi-aplikasi perangkat lunak.
Dua aktifitas ini saling menjalin, misalnya : kita
dapat mengidentifikasikan data item yang akan disimpan dalam database dengan
menganalisa aplikasi-aplikasi database.Dua aktifitas ini juga saling
mempengaruhi satu sama lain.
Contohnya : fase perancangan database secara fisik, pada saat kita memilih struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses dari file-file database yang tergantung pada aplikasi-aplikasi yang akan menggunakan file-file tsb.Di lain pihak, kita biasanya menentukan perancangan aplikasi-aplikasi database dengan mengarah kepada konstruksi skema database yang telah ditentukan selama aktifitas yang pertama.Fase 2 tsb tidak harus diproses berurutan. Pada beberapa hal, rancangan tsb dapat dimodifikasi dari yang pertama dan sementara itu mengerjakan fase yang terakhir (feedback loop antara fase) dan feedback loop dalam fase sering terjadi selama proses perancangan.Fase 1 merupakan kumpulan informasi yang berhubungan dengan penggunaan database. Fase 6 merupakan implementasi databasenya.Fase 1 dan 6 kadang-kadang bukan merupakan bagian dari perancangan database, tetapi merupakan bagian dari siklus kehidupan sistem informasi secara umum.Inti dari proses perancangan database adalah fase 2, 4, 5.
Contohnya : fase perancangan database secara fisik, pada saat kita memilih struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses dari file-file database yang tergantung pada aplikasi-aplikasi yang akan menggunakan file-file tsb.Di lain pihak, kita biasanya menentukan perancangan aplikasi-aplikasi database dengan mengarah kepada konstruksi skema database yang telah ditentukan selama aktifitas yang pertama.Fase 2 tsb tidak harus diproses berurutan. Pada beberapa hal, rancangan tsb dapat dimodifikasi dari yang pertama dan sementara itu mengerjakan fase yang terakhir (feedback loop antara fase) dan feedback loop dalam fase sering terjadi selama proses perancangan.Fase 1 merupakan kumpulan informasi yang berhubungan dengan penggunaan database. Fase 6 merupakan implementasi databasenya.Fase 1 dan 6 kadang-kadang bukan merupakan bagian dari perancangan database, tetapi merupakan bagian dari siklus kehidupan sistem informasi secara umum.Inti dari proses perancangan database adalah fase 2, 4, 5.
Fase 1 : Pengumpulan data dan analisa
Proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data.
Pertama-tama harus mengenal bagian-bagian lain dari sistem informasi yang akan
berinteraksi dengan sistem database, termasuk para pemakai yang ada dan para
pemakai yang baru serta aplikasi-aplikasinya.
Aktifitas-aktifitas pengumpulan data dan analisa :
1. Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya
2. Peninjauan dokumentasi yang ada
3. Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data
4. Daftar pertanyaan dan wawancara
Fase 2 : Perancangan database secara konseptual
Tujuan dari fase ini adalah menghasilkan conceptual schema
untuk database yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Sering
menggunakan sebuah high-level data model seperti ER/EER model selama fase ini.
(harus rinci)
Fase perancangan database secara konseptual mempunyai 2
aktifitas paralel :
1. Perancangan skema konseptual :
menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu database yang
merupakan hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah conceptual database schema
pada DBMS independent model data tingkat tinggi seperti EER (enhanced entity
relationship) model.
Skema ini dapat dihasilkan dengan menggabungkan bermacam-macam
kebutuhan user dan secara langsung membuat skema database atau dengan merancang
skema-skema yang terpisah dari kebutuhan tiap-tiap user dan kemudian
menggabungkan skema-skema tsb. Model data yang digunakan pada perancangan skema
konseptual adalah DBMS-independent, dan langkah selanjutnya adalah memilih
sebuah DBMS untuk melaksanakan rancangan tsb.
2. Perancangan transaksi :
menguji aplikasi-aplikasi database dimana
kebutuhan-kebutuhannya telah dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan perincian
transaksi-transaksi ini.
Kegunaan fase ini yang diproses secara paralel bersama fase
perancangan skema konseptual adalah untuk merancang karakteristik dari
transaksi-transaksi database yang telah diketahui pada suatu DBMS-independent.
Transaksi-transaksi ini akan digunakan untuk memproses dan memanipulasi
database suatu saat dimana database tsb dilaksanakan.
Fase 3 : Pemilihan DBMS
ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya : faktor teknik,
ekonomi, dan politik organisasi.
Contoh faktor teknik :
keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti jenis-jenis
DBMS (relational, network, hierarchical, dll), struktur penyimpanan, dan jalur
akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.
Faktor-faktor ekonomi dan organisasi yang mempengaruhi satu
sama lain dalam pemilihan DBMS :
1. Struktur data
2. Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem
3. Tersedianya layanan penjual
Fase 4 : Perancangan database secara logika (pemetaan model data)
Fase selanjutnya dari perancangan database adalah membuat
sebuah skema konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang
terpilih. Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema eksternal
yang dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema konseptual ditransformasikan
dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada fase 2 ke dalam model data
dari DBMS yang dipilih pada fase 3.
Pemetaannya dapat diproses dalam 2 tingkat :
1. Pemetaan system-independent :
pemetaan ke dalam model data DBMS dengan tidak
mempertimbangkan karakteristik atau hal-hal yang khusus yang berlaku pada
implementasi DBMS dari model data tsb.
2. Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik :
mengatur skema yang dihasilkan pada langkah 1 untuk
disesuaikan pada implementasi yang khusus di masa yang akan datang dari suatu
model data yang digunakan pada DBMS yang dipilih.
Hasil dari fase ini memakai perintah-perintah DDL dalam bahasa
DBMS yang dipilih yang menentukan tingkat skema konseptual dan eksternal dari
sistem database. Tetapi dalam beberapa hal, perintah-perintah DDL memasukkan
parameter-parameter rancangan fisik sehingga DDL yang lengkap harus menunggu
sampai fase perancangan database secara fisik telah lengkap.
Fase ini dapat dimulai setelah pemilihan sebuah implementasi
model data sambil menunggu DBMS yang spesifik yang akan dipilih. Contoh: jika
memutuskan untuk menggunakan beberapa relational DBMS tetapi belum memutuskan
suatu relasi yang utama. Rancangan dari skema eksternal untuk aplikasi-aplikasi
yang spesifik seringkali sudah selesai selama proses ini.
Fase 5 : Perancangan database secara fisik
Perancangan database secara fisik merupakan proses pemilihan
struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file database
untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi.
Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk
database yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur penyimpanan
fisik, penempatan record dan jalur akses. Berhubungan dengan internal schema
(pada istilah 3 level arsitektur DBMS).
Beberapa petunjuk dalam pemilihan perancangan database secara
fisik :
1. Response time :
waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi database yang
diajukan untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada response time
adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses database untuk data item
yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Response time juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti penjadwalan
sistem operasi atau penundaan komunikasi.
2. Space utility :
jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file
database dan struktur jalur akses.
3. Transaction throughput :
rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh
sistem database, dan merupakan parameter
kritis dari sistem transaksi (misal : digunakan pada pemesanan tempat di
pesawat, bank, dll). Hasil dari fase ini adalah penentuan awal dari struktur
penyimpanan dan jalur akses untuk file-file database.
Fase 6 : Implementasi sistem database
Setelah perancangan secara logika dan secara fisik
lengkap, kita dapat melaksanakan sistem database. Perintah-perintah dalam DDL
dan SDL (storage definition language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan
digunakan untuk membuat skema database dan file-file database (yang kosong).
Sekarang database tsb dimuat (disatukan) dengan datanya.
Jika data harus dirubah dari sistem komputer
sebelumnya, perubahan-perubahan yang rutin mungkin diperlukan untuk format
ulang datanya yang kemudian dimasukkan ke database yang baru.
Transaksi-transaksi database sekarang harus dilaksanakan oleh para programmer
aplikasi.Spesifikasi secara konseptual diuji dan dihubungkan dengan kode
program dengan perintah-perintah dari embedded DML yang telah ditulis dan
diuji. Suatu saat transaksi tsb telah siap dan data telah dimasukkan ke dalam
database, maka fase perancangan dan implementasi telah selesai, dan kemudian
fase operasional dari sistem database dimulai.
Perancangan Database
E. Perancangan Database
Pada database yang digunakan oleh single user atau
hanya beberapa user saja, perancangan database tidak sulit. Tetapi jika ukuran
database yang sedang atau besar (25 - ratusan user yang berisikan jutaan bytes
informasi dan melibatkan ratusan query dan program-program aplikasi, contoh :
industri-industri, asuransi, hotel, travel, dll yang seluruhnya tergantung pada
kesuksesan dari operasi-operasi databasenya), perancangan database menjadi
sangat kompleks. Oleh karena itu para pemakai mengharapkan penggunaan database yang
sedemikian rupa sehingga sistem harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
seluruh user tsb.
1.
Tujuan perancangan database :
• untuk memenuhi
informasi yang berisikan kebutuhan-kebutuhan user secara khusus dan
aplikasi-aplikasinya.
• memudahkan pengertian
struktur informasi
• mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek
penampilan (response time, processing time, dan storage space)
2.
Aplikasi database dalam lifecycle
Siklus kehidupan sistem informasi sering disebut macro life cycle, dimana siklus
kehidupan basis data merupakan micro life
cycle.
Aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan database sebagai
micro life cycle dan termasuk fase-fasenya sbb :
1. Database planning : bagaimana langkah-langkah siklus hidup
dapat direalisasikan secara lebih efisien dan efektif.
2. System definition : ruang lingkup database (misal : para
pemakai, aplikasi-aplikasinya, dsb.)
3. Design : perancangan sistem database secara konseptual,
logikal dan fisik dilaksanakan
4. Implementation : proses dari penulisan definisi database
secara konseptual, eksternal, dan internal, pembuatan file-file database yang
kosong, dan implementasi aplikasi software.
5. Loading atau Data Conversion : database ditempatkan baik
secara memanggil data secara langsung ataupun merubah file-file yang ada ke
dalam format sistem database dan memangggilnya kembali.
6. Application Conversion : beberapa aplikasi software dari
suatu sistem sebelumnya dikonversikan ke suatu sistem yang baru.
7. Testing dan Validation : sistem yang baru ditest dan diuji
kebenarannya.
8. Operation : operasi-operasi pada sistem database dan
aplikasi-aplikasinya.
9. Monitoring dan Maintenance : selama fase operasi, sistem
secara konstan memonitor dan memelihara database. Pertambahan dan pengembangan
data dan aplikasi-aplikasi software dapat terjadi. Modifikasi dan pengaturan
kembali database mungkin diperlukan dari waktu ke waktu.
Langkah 3, 4, dan 5 merupakan bagian dari fase design dan
implementation pada siklus kehidupan sistem informasi yang besar. Pada umumnya database
pada organisasi menjalani seluruh aktifitas siklus kehidupan di atas. Langkah 5
dan 6 tidak berlaku jika database dan aplikasi-aplikasinya baru.
Element Database Dan Data Entity
C. Elemen-elemen Database
A. Tipe :
1. Enterprise =
Suatu jenis organisasi, misalnya Bank, Hotel, Universitas dan lain-lain.
2. Entity (File) = Obyek pada enterprise
berdasarkan data yang disimpan
3. Atribute ( Field) (Data item ) =
Beberapa hal yang ingin diketahui dari suatu file
4. Record = Satu
set field yang merupakan ciri khas dari suatu file
Istilah
entity dan atribute biasanya digunakan pada tingkat konsepsual dan logikal,
sedangkan file, record dan field pada tingkat internal/fisikal.
Hubungan : Enterprise terdiri dari beberapa entity, entity terdiri dari
beberapa record dan record terdiri dari beberapa field.
Enterprise Entity/File Record Atribute/Field
B. Isi / Nilai :
B. Isi / Nilai :
1.Data File : Seluruh isi data pada file
2.Data Record : Satu set isi data pada suatu susunan
field dari suatu file
3.Data Value : Isi data masing-masing data elemen.
D. PROSES PERANCANGAN DATABASE
PENDAHULUAN
Sistem informasi berbasiskan komputer terdiri dari
komponen-komponen berikut ini :
• Database
• Database software
• Aplikasi software
• Hardware komputer
termasuk media penyimpanan
• Personal yang menggunakan dan mengembangkan sistem
Database
merupakan komponen dasar dari sebuah sistem informasi dan pengembangan serta
penggunaannya sebaiknya dipandang dari perspektif kebutuhan organisasi yang
lebih besar. Oleh karena itu siklus hidup sebuah sistem informasi organisasi
berhubungan dengan siklus hidup sistem database yang mendukungnya.
Proses perancangan database merupakan bagian dari siklus hidup
database sebagai micro lifecycle.Siklus
kehidupan database sebagai siklus kehidupanmikro.Seperti telah disebutkan sebelumnya,
sebuah sistem database merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi
yang lebih besar. Oleh karena itu siklus hidup aplikasi database berhubungan
dengan siklus hidup sistem informasi. Langkah-langkah siklus hidup aplikasi
adalah berikut ini :
Hal yang penting adalah mengetahui bahwa langkah-langkah
siklus hidup aplikasi database dapat tidak berurutan, tetapi melibatkan
beberapa langkah pengulangan yang biasanya disebut sebagai feedback loop. Sebagai contoh : masalah-masalah yang ditemui selama
perancangan database mungkin harus mengumpulkan dan menganalisis
kebutuhan-kebutuhan tambahan. Seperti yang digambarkan terdapat feedback loop
diantara langkah-langkah yang sering terjadi.
Pengertian Data Dan Sistem Informasi
PENGERTIAN DATA DAN SISTEM INFORMASI
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.
Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi,
organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai
tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya.
Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai obyek dan informasi adalah suatu
subyek yang bermanfaat bagi penerimanya. Informasi juga bisa disebut sebagai
hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.
Data bisa merupakan jam kerja bagi karyawan perusahaan. Data ini kemudian perlu diproses dan diubah menjadi informasi.
Jika jam kerja setiap karyawan kemudian dikalikan dengan nilai per-jam, maka akan dihasilkan suatu nilai tertentu. Jika gambaran penghasilan setiap karyawan kemudian dijumlahkan, akan menghasilkan rekapitulasi gaji yang harus dibayar oleh perusahaan. Penggajian merupakan informasi bagi pemilik perusahaan. Informasi merupakan hasil proses dari data yang ada, atau bisa diartikan sebagai data yang mempunyai arti. Informasi akan membuka segala sesuatu yang belum diketahui
Data bisa merupakan jam kerja bagi karyawan perusahaan. Data ini kemudian perlu diproses dan diubah menjadi informasi.
Jika jam kerja setiap karyawan kemudian dikalikan dengan nilai per-jam, maka akan dihasilkan suatu nilai tertentu. Jika gambaran penghasilan setiap karyawan kemudian dijumlahkan, akan menghasilkan rekapitulasi gaji yang harus dibayar oleh perusahaan. Penggajian merupakan informasi bagi pemilik perusahaan. Informasi merupakan hasil proses dari data yang ada, atau bisa diartikan sebagai data yang mempunyai arti. Informasi akan membuka segala sesuatu yang belum diketahui
Beberapa definisi tentang Database :
1.
Menurut Gordon C. Everest :
Database adalah
koleksi atau kumpulan data yang mekanis, terbagi/shared,terdefinisisecara
formal dan dikontrol terpusat pada organisasi.
2.
Menurut C.J. Date :
Database adalah
koleksi “data operasional” yang tersimpan dan dipakai oleh sistem
aplikasi dari suatu organisasi.
- Data
input adalah data yang masuk dari luar sistem
- Data
output adalah data yang dihasilkan sistem
- Data
operasional adalah data yang tersimpan pada sistem
3.
Menurut Toni Fabbri :
Database adalah
sebuah sistem file-file yang terintegrasi yang mempunyai minimal primary key
untuk pengulangan data.
4.
Menurut S. Attre :
Database adalah
koleksi data-data yang saling berhubungan mengenai suatu organisasi / enterprise dengan macam-macam pemakaiannya.
Jadi,kesimpulannya SISTEM DATABASE adalah sistem
penyimpanan data memakai komputer.
Langganan:
Postingan (Atom)